Jahit Butik Online

Kunjungi produksi kami di instagram @arayya.id

Rabu, Juni 6

Pidato Heboh Hasyim Muzadi

Baru-baru ini beredar pidato menghebohkan dari mantan Ketua Umum
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi melalui pesan
berantai BlackBerry Messenger (BBM) dan media sosial. Bagi umat Muslim
yang komitmen dengan syariat Islam, pidato Hasyim Muzadi itu adalah
pidato yang brilian dan patut mendapat acungan jempol. Namun, bagi
kalangan liberal dan pihak-pihak yang "memusuhi" Islam, pidato itu
dianggap "radikal." Seperti apa pidato yang menghebohkan itu? Berikut
isi pidato Hasyim Muzadi yang juga Presiden WCRP (World Conference on
Religions for Peace) dan Sekjen ICIS (International Conference for
Islamic Scholars) tentang tuduhan INTOLERANSI agama di Indonesia oleh
Sidang PBB di Jeneva : "Selaku Presiden WCRP dan Sekjen ICIS, saya
sangat menyayangkan tuduhan INTOLERANSI agama di Indonesia. Pembahasan
di forum dunia itu, pasti karena laporan dari dalam negeri Indonesia.
Selama berkeliling dunia, saya belum menemukan negara muslim mana pun
yang setoleran Indonesia. Kalau yang dipakai ukuran adalah masalah
AHMADIYAH, memang karena Ahmadiyah menyimpang dari pokok ajaran Islam,
namun selalu menggunakan stempel Islam dan berorientasi Politik Barat.
Seandainya Ahmadiyah merupakan agama tersendiri, pasti tidak
dipersoalkan oleh umat Islam. Kalau yang jadi ukuran adalah GKI YASMIN
Bogor, saya berkali-kali ke sana, namun tampaknya mereka tidak ingin
selesai. Mereka lebih senang Yasmin menjadi masalah nasional & dunia
untuk kepentingan lain daripada masalahnya selesai. Kalau ukurannya
PENDIRIAN GEREJA, faktornya adalah lingkungan. Di Jawa pendirian
gereja sulit, tapi di Kupang (Batuplat) pendirian masjid juga sangat
sulit. Belum lagi pendirian masjid di Papua. ICIS selalu melakukan
mediasi. Kalau ukurannya LADY GAGA & IRSHAD MANJI, bangsa mana yang
ingin tata nilainya dirusak, kecuali
mereka yang ingin menjual bangsanya sendiri untuk kebanggaan
Intelektualisme Kosong ? Kalau ukurannya HAM, lalu di Papua kenapa TNI
/ Polri / Imam Masjid berguguran tidak ada yang bicara HAM? Indonesia
lebih baik toleransinya dari Swiss yang sampai sekarang tidak
memperbolehkan Menara Masjid, lebih baik dari Perancis yang masih
mempersoalkan Jilbab, lebih baik dari Denmark, Swedia dan Norwegia,
yang tidak menghormati agama, karena di sana ada UU Perkawiman
Sejenis. Agama mana yang memperkenankan perkawinan sejenis ?! Akhirnya
kembali kepada bangsa Indonesia, kaum muslimin sendiri yang harus
sadar dan tegas, membedakan mana HAM yang benar (humanisme) dan mana
yang sekedar Weternisme"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar