Jahit Butik Online

Kunjungi produksi kami di instagram @arayya.id

Kamis, Desember 8

Wisata Kuliner Karawang

Halooo...

> 1.pepes bendungan walahar,hampir smua pepes ada,pepes udang,ikan jambal,jamur, ayam.enak punya.maknyus.
> 2.kupat tahu.banyak bertebaran di seantero karawang.yang enak di kosambi.
> 3.nasi tangkar.nasi dgn sop tangkar.enak punya.banyak juga di se antero karawang.
> 3.sea food di perumahan galuh mas.
> Mungkin ada yang bisa nambahin.

Wah denger-denger ada nama mantan kampung yang disebut-sebut, hehehe. Makan di Karawang? Hmm selama hampir 7 tahun terdampar di Karawang, daftar yang saya tahu adalah sbb:

1. Pepes Walahar
Sudah banyak dibahas, yang asli adalah H Dirja. Ancer2 keluar tol Karawang Timur, pertigaan belok kanan, sesudah jembatan belok kanan (jalan kecil yang ada plang 'Texmaco'), masuk terus melewati pintu belakang Rest Area KM57/PT Mitrindo, sampai mentok lalu belok kiri menyusuri Irigasi Walahar. Ada dua tempat pepes yang menurut saya enak: yang pertama adalah sebelah kiri jalan, sebelum membelok ke kanan. Disini, andalannya adalah Ulukuteuk Leunca (sejenis masakan dari oncom) dan pepes jamur. Nah, kalau menyebrang irigasi ke kanan, lalu belok kiri meniti bagian atas Bendungan Walahar, melalui patok supersempit yang pernah membuat rekan saya dari Austria geleng2 kepala "I do not understand the function of this structure!" katanya.
Tempat yang diujung adalah pepes walahar asli H. Dirdja. Andalan disini adalah pepes jambal, rasanya dari ikan sungai sejenis patin. Ada juga pepes jamur, pepes peda, pepes ayam, dan pepes ikan mas. Ayam bakarnya juga mantab. Yang juga enak adalah gorengan udang dan gorengan ikan kecil2 (ikan sepat?) asal irigasi walahar. Tapi, gorengan ini banyak vetcinnya, hehe.

2. Soto Gempol
Lokasi: Halte.... eh salah gak bisa naik busway ya? Hehe. Keluar tol Karawang Barat, luruuuus terus sampai perempatan masuk kota, belok kiri, di sebelah kiri jalan.
Soto ini menurut saya adalah contoh makanan daerah yang 'naik pangkat' di kampungnya. Harganya cukup muahal untuk ukuran Karawang, +/- Rp 20.000 seporsi kalau tidak salah. Tapi rasanya enak, bersih tempatnya, bahkan tamu Eropa pun nyaman dibawa kesini. Soto bisa dipilih antara ayam, sapi, atau jerohan, dengan acar yang segar. Soto dihidangkan dengan mangkuk kecil acar, kemudian sesudah makan disajikan potongan semangka. Segar di siang Karawang yang Semrawang (maksa ya? panas maksute hehe).

3. Sepanjang jalur Tol Karawang Barat - Kota Karawang
Ada beberapa restoran disini, yang hidup dari karyawan2 sekawasan industri saya yang keleleran di siang hari kaya zombie mencari makanan menghindari kantin pabrik yang budgetnya Rp 8.500,- sehari...
- Alam Sari
Tempat favorit, sebelah kanan jalan tidak jauh dari Pom Bensin. Alam Sari menjual segala macam dari mie goreng sampai karedok, rasanya lumayan. Jagonya resto ini adalah kecepatan masaknya - pas jam 13.15 sudah kembali di kantor - dan pas bulan puasa, luar biasa cepat masak makanan berbuka puasanya. Andalan: kangkung cah sapi, sapi lada hitam, gurame asam manis!
- Dewi Sri (BYKS, lupa euy!)
Di sebelah kanan, tidak jauh sesudah pintu masuk ke Galuh Mas. Ciri khasnya adalah ada walkway berbentuk jembatan menuju ruang utamanya. Tempat ini baru, menyediakan makanan chinese/Asia. Rasanya lumayan mantab, ada karaokenya - kalau iseng stress siang2 bisa karaokean. Andalannya adalah lumpia udang, sapi masak perancis, sapo tahu, ayam kung pao, dan jusnya asyik - saya sukanya yellow smoothies. Coba juga pisang goreng manisnya - pisang dengan gula digoreng dengan tepung, disiram gula merah - mak nissssss rasanya!
- Lebak Sari Indah
Di sebelah kiri, persis sesudah pintu masuk ke Galuh Mas. Ini juga resto campur-campur dari Sunda sampai Shanghai. Masakan yang saya suka disini adalah udang yang digoreng dengan tepung (udang gandum), gurame asam manis, sate ayamnya juga boleh.
- Resto beratap bambu (Gumilang sari kalau tidak salah)
Ada satu di sebelah kanan jalan, dengan atap bambu. Resto ini saya lupa namanya, tapi menyediakan makanan Sunda. Gurame asam manisnya lumayan enak.

4. Di Perumahan Resinda, beberapa bulan lalu dibuka sebuah kompleks restoran pengganti Boboko yang sudah tutup. Tempat ini dibuat dengan tenda dan ada cafe-nya pula, lumayan untuk ukuran Karawang. Favorit saya disini adalah Sate Maranggi - sate sapi kecil2 dengan lemak yang mak nyess di mulut, gurih dan pas untuk makan siang. Makanan lainnya ada macam-macam: mie baso, nasi timbel, nasi rawon, bahkan jepang ala kadarnya...

5. Lapangan Golf Sedana
Lapangan Golf Sedana (Senin tutup) punya restoran di clubhouse-nya yang cukup mahal tapi enak (kalau saya makan, mereka menyapa saya irashaimaseeee - dikira orang Jepang yang main golf hehe). Disini masakan Jepangnya nomor 2 di Karawang, ada masakan Koreanya juga, dan sop buntutnya enak. Favorit saya disini adalah Es Kelapanya, yang hadir dengan gelas bir besar, dan es jeruk kelapa, yang membuat teman saya Philipp Bergmann asli Hamburg ketagihan, sampai kalau makan kemana2 minumnya "They have coconut orange?" hehehe. Tapi kalau ada meeting abis makan siang, jangan pesan es kelapa - bisa ketiduran di meja!

6. Ikiya - Gedung KIIC
Dimana masakan Jepang nomor 1 di Karawang? Di Ikiya! Ikiya terletak di Kawasan Industri KIIC, merupakan cabang Jakarta. Tempatnya sangat nyaman, ber-AC, penuh orang Jepang dan orang yang berlagak Jepang seperti saya, hehehe. Makanan disini rata2 enak: chicken karaage (gorengan potongan ayam yang gurih), chicken katsu, beef yakiniku, dll - top quality standar Jepang. Sushi juga ada - sashimi set atau nigiri sushi-nya enak. Tapi, buat yang berbudget terbatas, minta 'menu Bento warna hijau' sama Mbak-nya. Menu ini - paling murah namun porsinya kecil - menyajikan alternatif bento dengan beef yakiniku, tempura, nasi, miso shiru, dan salad, seharga Rp 50.000,-! Sesudah makan, selalu dihidangkan satu scoop es krim. Kemewahan a la Karawang, yang hanya bisa dimiliki sesudah gajian, hehehe
Ada satu lagi restoran jepang di kompleks KIIC, yakni Goemon. Lumayan enak, terutama Ramen-nya. Tapi, Goemon ini tidak halal.

7. Telaga - Kawasan KIIC
Di Kawasan KIIC, ada restoran Telaga yang merupakan cabang dari Bumbu Desa Bandung. Lumayan mahal, tapi enak - sekedar tombo kangen makanan Bandung. Disini babat raweuy gorengnya enak, karedoknya lumayan, dan sambel dan salad - eh lalap - gratis. Kalau lagi kepingin bengong karena target reject rate bulanan tidak tercapai, bisa nongkrong di salah satu saungnya yang menghadap danau buatan...

8. Masakan Padang - Pintu Keluar KIIC
Kalau ada jadwal meeting jam 13.00 tapi pingin makan keluar, disini tempatnya. Resto sederhana ini menyajikan masakan padang, buat saya rendang dan ayam pop-nya lumayan enak. Resto ini dimiliki oleh seorang ibu cantik yang lumayan untuk penyegaran setelah seharian ngeliat mesin, hehehe. Tapi hati-hati, konon suaminya orang penting dari aparat militer setempat!
Di sebelah kanan jalan, arah kota Karawang dari Karawang Barat, ada juga restoran padang bernama Minang Jaya. Rasanya lumayan enak juga, standar rendang dan ayam pop. Boleh dicoba kalau kebetulan lewat.

10. Jl. Tuparev - Kota Karawang
Konon ketika pemerintah Orba mengharuskan setiap kota memiliki nama jalan dari tujuh pahlawan revolusi, kota Karawang yang mungil kebingungan karena jalanannya tidak cukup. Maka, diresmikanlah jalan besar satu-satunya di kota itu menjadi Tuparev alias Tujuh Pahlawan Revolusi, hehehe. Apa aja yang enak di jalan ini?
- Restoran Aman
Resto ini terletak hampir diujung jalan, di seberang pasar, di sebelah bank Mandiri, bisa sekalian ngecek apakah gaji sudah masuk atau belum. Resto chinese kuno ini 100% halal. Langganan saya disini adalah nasi goreng seafood - good old greasy tasty chinese food fried rice! Porsinya besar, warna coklat muda, berminyak, dengan telor ceplok dan irisan cumi, udang, dan baso. Mmmmm.... mak nyus! Saya selalu alergi sesudah makan nasi goreng ini - tapi saya tetep memesannya lagi dan makan Incidal sesudahnya, hehehe. Di depannya, ada yang jual nasi tangkar yang lumayan enak juga! Dan, di pasar, ada penjual piscok (pisang coklat) yang enak sebagai kudapan menjelang pulang kantor.
- Malam hari, depan Asia Optical
Di malam hari, kalau yang jualan tidak sedang persekutuan, di daerah ini ada 3 gerobak yang menjual makanan khas. Yang pertama adalah lumpia basah. Lumpia basah ini a la Bandung, dengan bentuk segitiga, isinya dari tauge yang disautee dengan kecap. Ada dua gerobak, yang satu halal, yang satu tidak. Kita bisa minta ekstra pedas dan pedasnya mantab! Nah, disebelah kedua gerobak ini ada lagi penjual sate babi. Juga mantab!
- Malam hari, sebelah kiri jalan, depan resto chinese
Ada satu resto chinese yang terletak lebih rendah dari jalan, di sebelah kiri jalan, kira-kira sebelum belokan kanan ke arah Kelenteng (maaf lupa namanya). Di depannya, kalau malam suka ada yang jual sekba, tidak halal. Sekba ini adalah masakan dari B2 dengan sayur asin, isinya daging + asesoris termasuk telinga, hati, dll. Kalau mau pesan, jangan ditunjuk telinganya, nanti satu potong besar itu dia bungkus buat Anda dan alhasil akan eneg - tapi bilang saja, "Ci, sekba campur Rp 5000,- yah", maka si Enci dengan sigap akan mengatur porsi sesuai harga.
- Siang hari, baso Nyan Long
Ini siang hari, bukan di Tuparev sebenarnya. Dari Tuparev belok kanan ke arah Kelenteng, lalu belokan kedua belok kanan, dan teruuus aja, nanti sebelum tembus ke jalan yang dari arah tol, di sebelah kiri ada Bakmi Nyan Long. Bakmi ini enak juga, bisa 'tanpa B2' atau 'dengan B2'. Yang dengan B2 biasanya disebut mie dengan bumbu bacang, mie yang ditaburi daging yang dimasak dengan bumbu kecap. Rasanya mantab, apalagi disantap dengan pangsit kuah atau baso besar.

11. Mie Ata, kompleks Kelenteng Kupo
Lokasi: dari arah soto gempol, luruuuuus terus. Sebelah kiri jalan nanti ada gapura dan petunjuk ke arah "Kelenteng Ma Ku Po". Nah, masuk saja, lalu parkir di tempat parkir kelenteng.
Tempat yang sunyi di siang hari ini adalah favorit saya kalau ingin menyepi. Lokasinya di depan Kelenteng Ma Ku Po yang unik, ada sederet kios yang menjual otak-otak (halal) dan mie Ata (tidak halal).
Mie Ata ini cukup legendaris di kota Karawang. Konon, sang pemilik resep, Ko Ata, pernah sangat terkenal dengan mie-nya. Tapi, karena kelelahan, lama-lama Ko Ata tidak pernah jualan lagi. Maka, posisinya digantikan oleh pegawainya, yang disebut Kang Ata. Pegawainya ini memasak mie sesuai resep Ko Ata. Nah, konon, di setiap perayaan sian djit atau ulang tahun Ma Ku Po, atau di saat Imlek, Ko Ata asli akan berjualan selama beberapa hari. Begitu dia jualan, biasanya pengunjung langsung mengantri!
Buat saya, Kang Ata sudah lumayan enak. Mie disajikan dengan cacahan daging dan pangsit kuah. Rasanya rich, agak jorok, tapi enak juga. Bisa disantap dengan otak-otak atau es jeruk buatan istri muda Kang Ata.

12. Surabi Kunti atau Surabi Hijau Rengasdengklok
Surabi Kunti ini cukup legendaris, letaknya di Rengasdengklok, kira-kira 45 menit dari Karawang Kota. Nah, surabi ini warnanya hijau karena menggunakan daun suji. Teksturnya pas, wanginya yahud. Konon, resep ini menjadi rebutan kedua istri pemiliknya. Wanita muda yang menanggang surabi konon istri mudanya. Tapi, sampai saat ini sang pemilik tidak mempercayai kedua istrinya, dan selalu membuat adonan surabi dengan resep rahasia di dalam ruangan yang terkunci! Ada pilihan gula kinca (duren) atau gula biasa, dulu sih Rp 1.000,- gula biasa dan Rp 1.500,- gula kinca. Untuk mencari sensasi rasanya, Anda harus ke Rengasdengklok dan mencicipinya saat baru matang - kulit yang renyah, isi yang bertekstur lembut, panas-panas disantap dengan gula kinca, aiiiiihhh... . tarrriikkkk maaaaaaaang!

13. La Collina - Kompleks San Diego Hills, KIIC
Konon, beberapa tahun yang lalu di kawasan KIIC mendadak dibangun sebuah bangunan megah. Kamipun langsung semangat - akhirnya! Di kawasan kami ada Mall! Karawang sudah mulai menjadi metropolitan! Tapi, kami tercengang melihat ada salib dan bulan sabit di pucuk atapnya. Alamak, ternyata yang namanya San Diego bukan perumahan atau mall, tapi kuburan! Makin merasa terdamparlah saya, hehe.
Tapi, entah dapet ide gila dari batu nisan yang mana, di kompleks ini ada satu-satunya restoran Eropa di Kawarang. Namanya La Collina, menyajikan masakan Italia. Harganya cukup mahal, tapi menjadi oase untuk seluruh teknisi Eropa yang bekerja di KIIC. Masakannya cukup enak dan otentik - secara lokasinya di kuburan. Disini selalu disajikan roti foccacia dengan saus zaitun (apa namanya ya... lupa). Saladnya enak, spaghetti-nya lumayan, tapi kalau kebetulan ada tamu dari Jerman dan saya ikut ditraktir, saya selalu memesan Lasagna. Pasta yang tebal dengan saus tomat yang pas dan daging cincang, disantap panas-panas, rasanya sangat pas dan tidak 'nge-karawang- ni' banget, hehe. Pizza-nya dengan dough tipis a la Italia juga mantab. Tapi, masaknya agak lama - jangan harap kembali jam 13.30 di kantor!

Wang Karawang Karawang.... ayo digoyang maaaang!

Sumber : http://emwiha.multiply.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar